askudra sakta

السلام عليكم ورحمةالله وبركاته

100 lagu


Jon Koplo adalah salah seorang pengamen 'professional' di Kabupaten Sragen. Ratusan lagu, baik itu lagu pop, dangdut, rock, jazz, hingga lagu kasidah Ibu-ibu PKK telah ia hafal luar kepala.

Hari ini rencananya ia akan mendatangi pasar Gemolong. Ia mau mendatangi satu per satu kios di pasar itu. Ia pun mulai berspekulasi, “Kira-kira kalau satu lagu dibayar Rp.500,- terus kalau kudatangi 20 kios, lumayan tuh dapet Rp. 10.000,-” pikirnya. Dengan berbekal gitar usang terbitan tahun 90-an, iapun kemudian beraksi.

Kios pertama yang ia datangi adalah kiosnya Lady Cempluk. Disana ia menyanyikan tembang Sewu Kutho karyanya mas Didi Kempot. Tak berselang lama Lady Cempluk menyodorkan uang receh...seratus rupiah. “Ya elah, kirain dapet limaratus, nyatanya cuma dapet seratus, nasib-nasib”, batin Jon Koplo melas.

Kios kedua adalah kiosnya Tom Gembus, ia adalah seorang pedagang toko kelontong. “Kulonuwun,” ujarnya ramah, “Bolehkah saya menyanyikan sebuah tembang untuk panjenengan,” lanjutnya. “ Satu tembang berapa mas upahnya?” tanya Tom Gembus. “Satu tembang penuh upahnya 500 rupiah mas,” Jawab Jon Koplo semangat. “ Ya sudah kalau begitu nyanyikan 100 lagu penuh dan saya bayar Rp. 50.000,-!” Ujar Tom Gembus sambil meletakkan uang 50ribuan diatas meja. “Ha?, 100 lagu lambeku kemeng engko mas-mas” Jawab Jon Koplo kaget. “ Ya, silakan” Ujar Tom Gembus. “Ngapunten mas, kulo pamet riyen!” Kata Jon Koplo langsung ngacir. Tom Gembus dan para pelanggannya pun tertawa.

0 komentar:

Posting Komentar